Tahun 1884 OSBORNE REYNOLDS melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat aliran laminer dan turbulen.
Reynolds menunjukkan bahwa untuk kecepatan aliran yang kecil, zat warna akan mengalir dalam satu garis lurus seperti benang/sumbu pipa.
Bila kecepatan bertambah besar, benang warna akan mulai bergelombang & akhirnya pecah/menyebar pada seluru aliran dalam pipa. Kecepatan rerata pada saat benang warna mulai pecah disebut kecepatan kritis.
Tiga faktor yang mempengaruhi aliran di atas :
Kekentalan zat cair (μ)
Rapat massa zat cair (ρ)
Diameter pipa (D)
Dari percobaan di atas, ditemukan rumus yang kemudian di kenal dengan sebutan : BILANGAN REYNOLDS/ANGKA REYNOLDS.
Bilangan Reynolds dihitung dengan rumus :
Dengan :
V = Kecepatan aliran (m/dt)
D = Diameter pipa (m)
V = μ/ρ = Kekentalan kinematik (m2/dt) , (untuk air dengan t = 20 C, V = 10-6 m2/dt)
Re < 2000 = Aliran Laminer
2000 < Re < 4000 = Aliran Transisi
Re > 4000 = Aliran Turbulen
Batas Kritis bawah & atas adalah Re antara 2000 dan 4000
Pustaka :
1. Hidrolika 2 , Bambang triatmodjo, Dr.Ir.CES
2. Hidrolika, Nur Yuwono, Prof Dr Ir Dipl HE
3. Jaringan Perpiapaan, Radianta Triatmadja, Dr Ir
Comments